post-banner

Badai

Aku berlari kencang sejak mentari datang

Sungai membentang, sejak kapan aku tak tenang

Pelipis kiri ini rasanya membeku

Kapan lalu ia tak pernah disentuh

Ceritamu padanya yang kerap mengeluh

Buat geser hati sampai cinta meluruh

Malam itu bingungku sudah sampai di atmosfer Saturnus

Benar-benar kubilang padanya "Bagus!"

Semuanya terasa salah

Benar-benar salah

Sore itu Ragumu sudah sampai di atmosfer kepalaku

Sejak kita diam-diam saling melukai

Benar-benar kubilang "maaf"

Semuanya terasa salah

Benar-benar salah

Kuambil gawai dan kugeser jari-jemari dengan vertikal

Kulihat satu gambar menarik:

"Maaf hanya dikatakan oleh dia yang paling takut kehilangan"

Malam ini kusadar, Sejak lima hari ini Maafku puluhan kau satuan

Kugeser gawaiku,

Kubaca:

"Badai pasti berlalu"

Tapi, yang takan pernah berlalu itu ragumu padakukan?

Puisi Cinta Tragedi Refleksi