post-banner

Beri Jalan Pada Seruni

Aku dan sebatang kayu ini sedang menyusuri sungai yang terang bulan ia pantulkan

Kaki ini sudah tidak merengek sejak ia kubawa dari hilir

Kakek tua, nenek muda apapun itu yang selewat kuping kananku menyentuhnya

Jelas tidak lebih penting dari kisah rindu nan sesak itu

Seruni,

Indahnya,

Palsunya,

Mungkin sejak tahun lalu ia kerap tidak berbusana pikirnya

Setapak jalan dan gemericik kubangan kerap terlangkahi semesta

Sejak mimpi itu Kau halang Seruni,

Pejam mataku makin hari makin sulit kutemui

Entah apa yang kini dalam kau menguasai

Mungkin belalang dengan tak syukurnya saat bertemu mangsanya

atau Angsa yang ingin terbang jauh saat melihat gagak dengan ibu tirinya

atau mungkin, selama ini kacamata ku terlalu besar minusnya

entah lah Seruni.

Bila puncak gunung di ujung dunia sana bisa kau langkahi tingginya,

maka puncak itu adalah bingungku yang Pak Pemadam pun tak bisa padamkan.

Puisi Pengalaman Cinta