Jentik Di Ujung Padi
Angin berjalan membawa tas belanja yang ia siapkan sedari pagi
Sore ini lengang rupanya
Hati itu lupa nyatanya
Ingat itu sampai padanya
Sekali logika sampai dengan delmannya
Perasaan tak segan membunuh kudanya
Renggang merenggang, rindu merindu
Sampai hati ia buat sendu
Sejak kapan padi itu bertekuk lutut pada awan dan kawannya
Maknanya kadang tak tentu
Biarkan jalan beriring waktu
Lima indra tak cukup rasanya untuk kami
Jari yang sepuluh itu juga tak kuat menggenggam lengan mungil nan menyala ini
Pun di tangan itu ada api, bantuan tak berguna sekalipun dari pagi
Sawah pun tak pernah nyaman dengan jerami
Sejak ia sadar bahwa kabar pulang bukan yang ia nanti
Puisi Imajinasi