post-banner

Keluh Sesepuh

Hari ini datanglah ia dengan hati kecilnya bersama belati tanda kesepian

Padahal, sore ini aku harus datang ke pengasapan

Padahal, cukup sudah tombak-tombak itu menerjang

Tepat di dada kiri sebelah hati yang tadinya tampak terang

Menjadi dewasa sepertinya tidak seasik itu

Sejak ku tahu air rumah dan listrik rumahku bahwa uang ia butuh

Teman-teman dipinggir kota asik saja bermain dengan api dan pelacur sampai kuping kirinya melepuh

Sejak ku tahu perubahan dan rahasia-rahasiamu mirip-mirip peluru

Rasanya menjadi nyamuk tidak seburuk itu

Kau bisa terbang sampai bertemu lelahmu

Air dan listrikmu tak pernah mengganggu tidur lelapmu

Dan hanya kekasihmu yang berjuang untuk melahirkan anak-anakmu

Puisi Tragedi Hidup Filsafat