post-banner

Mengubah Rubah

Peradaban hutan tak pernah habis kisahnya

Perkenalkan Si Rubah dan cahaya gelap di sekitarnya

Dengan Ekornya, dan bekas cakar di dada kirinya

Terlalu jauh maknanya bila konteks dalam syariatnya dihadirkan

Pena dan papan tik itu mungkin dapat lelah di setiap gerakannya

Ibalah kami pada titik perasaan yang tidak karuan nyatanya

Rubah memilih jalan namun tak bisa

Namun, wahyu dan ilham datang berseliweran tak ada habisnya

Murung mungkin jadi jalan keluar baginya

Mengaung tak bisa menggong-gong bukan haknya

Tercipta dengan telinga lebar sampai terdengar lalat berbisik dengan temannya, juga mungkin ini kurangnya

Sering lupa tempatnya, sarangnya, jalannya.

Dia ini coba sesekali mengubah si Rubah

Tapi Rubah adalah Rubah

Jangan buat ia terbang, merayap, atau memangsa amoeba

Itu bukan dia.

Sifat baik itu kadang ada

Tapi banyaknya akan kita kenal dengan otoritas tanpa ampun,

apa namanya?

Otoriter mungkin?

Persetan Rubah bilang dengan kesal dan sedihnya,

mencari teman ke gerombolan Trenggiling tapi kulitnya tidak sekeras itu

pergi ke utara bersama lebah tapi madu bukan yang ia keluarkan.

pergi keluar bersama manusia tapi ia tidak se-egois itu.

Hanya sebatas kata umpatan, kekesalan dan semacamnya.

Coba saja bila kau Plato,

Coba ubah si Rubah.

Hidup Puisi Spiritual Refleksi