post-banner

Pantas

Telah datang pada penulis puisi yang rumahnya nampak namun tak beratap

Yang hidupnya tidak terlalu berseri sejak ia tahu siapa dirinya

Gemar betul ia bertaruh nyawa melawan pikirannya yang terus bersimpuh pada hampa ruang kebohongan yang terus memuai bak air dalam lahar

Sedari siang risau betul kelihatannya mungkin musuhnya itu bangkit lagi atau memang sedang saja lapar

Mundur tak pernah ia keluarkan dari lisan yang terkunci api asmara

Padahal api itu benar-benar api

Pantas hari ini kulihat sejak sore ia terbakar

Puisi Cinta Hidup Refleksi Imajinasi